Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Berbasis Konsep Al-Adl Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Pekerja Di Kota Makassar

Latar Belakang :. Jaminan sosial yang diberikan kepada tenaga kerja dapat mempengaruhi kualitas kinerja dan produktivitas mereka. Terjaminnya perlindungan kesejahteraan para maka semakin baik produksi mereka hasilkan. Sehingga, mendorong kesamaan menurunkan kesenjangan serta menurunnya angka kemiskinan. Namun dalam pelaksanaannya terdapat pembatasan usia kepesertaan masa ketika terjadi tunggakan iuran untuk segmen Bukan Penerima Upah (BPU) berbeda dengan (PU), padahal di tersebut masih banyak pekerja bekerja sektor BPU secara profesional mandiri bahkan juga tergolong sebagai rentan, justru sangat membutuhkan jaminan ketenagakerjaan Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana berbasis konsep al-‘adl mewujudkan pekerja. Metode : Jenis kualitatif pendekatan digunakan adalah: teologi-normatif sosiologis ekonomi. Adapun sumber data Pejabat Struktural BPJS Ketenagakerjaan Cabang Makassar, peserta penerima upah, bukan upah. Selanjutnya metode pengumpulan observasi, wawancara, dokumentasi, penelusuran referensi. Lalu, teknik pengolahan analisis dilakukan melalui tiga tahapan, yakni: reduksi data, penyajian penarikan kesimpulan Hasil menunjukkan bahwa keadilan pada dibagi utama yaitu: Al-‘Adl, al-Mizan, Al-Qisth. Term Al-‘Adl menekankan bersifat non material berarti sama perlakuan hukum. term Al-Mizan diartikulasikan persamaan atau jumlah. Sedangkan Al-Qisth dimaknai proporsional arti tidak mesti harus jumlah manfaat diterima oleh Dari hasil temuan itu disimpulkan diterapkan selama pihak Makassar ada al-Mizan al-Qisth. Sementara bentuk al-‘Adl berdasarkan amatan peneliti belum terpenuhi baik. Kesimpulan: Implikasi perlu mengefektifkan program Kehilangan Pekerjaan sebab terkena pengurangan karyawan PHK. Perlunya merekonstruksi kembali kebijakan mengenai persyaratan antara PU sehingga lagi perbedaan syarat kedua akhirnya akan meningkatkan ekonomi